Sabtu, 09 Februari 2013

(Review) Delirium by Lauren Oliver.



- Judul: Delirium.
- Seri ke: 1 (satu).
- Pengarang: Lauren Oliver.
- Penerjemah: Vici Alfanani Purnomo.
- Penyunting: Prisca Primasari.
- Penerbit: Mizan (Mizan Fantasi).
- Bahasa: Indonesia.
- Tebal: 518 halaman.
- Genre: Dystopia.
- ISBN: 978-979-433-646-5.
- Penhargaan: Kirkus Reviews Best Teen Books of the Year.

Sinopsis:

  Dunia yang dihuni Lena Haloway adalah dunia tanpa cinta.

Cinta adalah sebuah dosa besar.

Sastra dan puisi masuk dalam “Kompilasi Lengkap Kata-Kata dan Ide-Ide Berbahaya.”

Penikmat musik dijebloskan ke penjara.

Tertawa bahagia dianggap melanggar aturan.

Suami-istri, ibu-anak, kakak-adik, hanya sebuah ikatan tanpa kasih sayang.

Binatang. Orang yang jatuh cinta dianggap binatang.

Lena pun demikian, ketika dia jatuh cinta kepada Alex Sheates.

Mereka hidup dalam rasa takut hebat, dan hanya menunggu waktu hingga mereka menanggung hukuman.



Review:

   Tak terbayangkan kalau aku harus hidup tanpa Tawa, Musik, Cinta, dan Buku, yang ke empat-empat nya merupakan bagian dari diriku, bisa dibilang juga jiwa ku. hampir disetiap aku berbicara aku selalu tertawa *bukan berarti aku gila ya*. dan aku selalu ngedengerin musik di motor dan sering nyanyi-nyanyi sendiri juga *udah aku bilang aku gak gila*. dan aku cinta dan sayang sama keluarga ku dan juga cinta sama tumpukan novelku yang cantik XD*peluuk*. semuanya adalah anugrah dari tuhan yang seharusnya kita syukuri. tapi tidak,semua itu tidak ada di dunia yang dihuni oleh Lena Haloway. jangankan mensyukuri, mereka malah membunuh persaan mereka, hanya karena mereka mengira dengan membunuh perasaan, takkan ada pernah ada yang namanya peperangan. Benarkah mereka? aku tidak tau, dan aku tidak mau tau. cinta adalah satu-satunya alasan mengapa kita sampai saat ini masih bisa hidup, berjalan, bernafas, dan melihat, semuanya karena tuhan sayang sama kita. tapi untunglah ini gak akan pernah terjadi sama kita, dan semua ini hanya terjadi di dunia nya Lena, ha.. XD *tertawa diatas penderitaan orang lain*

konon, dimasa depan, masa yang dihuni oleh Lena, cinta adalah sesuatu yang dilarang dan dianggap sebagai virus yang mematikan, karena itulah ketika seseorang telah menginjak usia 18 tahun, maka dia harus di vaksin agar tak menderita penyakit Amor Deliria Nervosa, atau yang lebih kita kenal sebagai cinta.  setelah di vaksin, mereka akan dijodohkan dengan seseorang yang telah dipilih oleh dewan penguji untuk nanti dinikah kan dengan mereka.
 "mereka bahkan lebih memilih mencongkel mata mereka atau mencoba menancpkan tubuh mereka ke pagar berduri diluar Laboratorium, daripada hidup tanpa cinta." hal: 10. 
"aku tak suka memikrkan bahwa sekarang aku masih berjalan dengan penyakit yang mengalir dalam darahku. sumpah, kadang aku benar-benar merasakannya menggeliat dalam pembuluh darahku seperti sesuatu yang busuk, seperti susu basi, membuatku merasa kotor. mengingatkanku pada anak-anak yang memuntahkan amarah mereka, mengingatkanku pada sebuah pemberontakan, pada gadis-gadis yang terjangkit dan menggarukan kuku-kuku mereka dijalan, lalu mencabik-cabik rambut mereka sendiri dengan air liur menetes-netes dari mulut mereka" hal: 8.

ternyata orang yang menderita Deliria dimasa depan sangat mengerikan ya!. ini baru namanya "Gila karna Cinta" secara Harfiah.

Lena selalu mengira bahwa dirinya akan jauh lebih Bahagia ketika ia sudah disembuhkan, tetapi sekarang tidak lagi, terutama setelah seseorang bernama Alex masuk kedalam kehidupannya. laki-laki yang awalnya Lena fikir aman untuk di dekati, ternyata sama sekali tidak aman untuknya. gara-gara Alex, persepsi Lena tentang kebahagiaan berubah. dia tidak lagi merasa dunia yang ia kenal itu bisa membuatnya bahagia, dia tidak lagi merasa bahwa di sembuhkan akan menghindarkan dirinya dari bahaya, dan dia tidak lagi merasa bahwa cinta itu mematikan. benar, kini Lena telah Positif menderita Amor Deliria Nervosa, seperti kakak nya dulu, dan juga seperti ibunya.

well... ceritanya keren, walaupun rada bikin ngantuk di awal, tapi semua berubah begitu adegan tangkap-tangkapannya di mulai. "nah, fikirku, ini baru keren". ternyata para Regulator nya sangar-sangar ya... kalo gak salah katanya obsesi akan menghilang setelah disembuhkan, tapi ini... para Regulator nya bertampang pembunuh gitu, sebenernya Regulatornya udah disembuhin apa belum sih *garuk-garuk pala*.

kesan tentang betapa terlarangnya cinta tersampaikan dengan baik di buku ini, terasa sekali bahwa semua orang yang telah di sembuhkan sangat memandang rendah orang-orang yang dianggap Simpatisan (orang-orang yang dicurigai melanggar), bahkan tak segan untuk meneror mereka. sedikit saran waktu membaca buku ini, kalau kalian merasa bosan waktu membaca bagian awal buku ini, aku saranin kalian baca minimal sampai halaman 160-an keatas, dijamin nafsu baca kalian langsung meningkat, karna baru di situlah konflik nya dimulai. banyak fakta mengejutkan tentang kehidupan Lena yang justru baru terungkap di akhir cerita, setelah baca sampai habis, aku jadi tau kenapa banyak yang ngasih rating tinggi buat buku ini, ternyata... jadi gak sabar banget buat nungguin lanjutannya yang berjudul Pandemonium buat diterjemahin sama Mizan.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar