Selasa, 23 Agustus 2016

(Review) Cinder - Lunar Chronicles #1 by Marissa Meyer.

- Judul: Cinder.
- Seri: Lunar Chronicles.
- Seri Ke: 1 (Satu).
- Penulis: Marissa Meyer.
- Bahasa: Indonesia (Terjemahan).
- Penerjemah: Yudith Listiandri
- Editor: Selsa Chintya
- Penerbit: Spring.
- Tebal: 384 Halaman.
- ISBN: 9786027150546.

Review:

Bayangkan... dongeng tentang para putri yang sudah sering kita dengar namanya seperti Cinderella. Red Riding Hood alias si Tudung Merah. Rapunzel. Dan Snow White di retelling, atau di ceritakan ulang, dengan gaya distopia dan sci-fi. Bagaimana mungkin ini tidak menarik perhatian para pecinta fairytale atau dongeng-dongeng macam aku.

Awalnya aku memang tidak begitu tertarik dengan seri ini karena pertama, aku masih punya banyak buku yg belum aku baca. Kedua, siapa tau buku ini  bahasanya tidak cocok untukku. Tapi setelah melihat semua teman-temanku *eh... gak semuanya juga ding* nyaranin aku baca seri ini. Dan iya... mereka heboh banget berebut cowok-cowok ganteng yang ada di sini. *lalu thifa di sambit*. Aku pun mulai tertarik. Apalagi ditambah aku tak harus membeli buku pertamanya, Cinder ini, karena dapat hibahan langsung dari penerbitnya. Maka tak ada alasan buatku untuk tidak mencobanya. Dan benar saja, memang tidak salah keputusanku untuk mencoba Cinder.

Sesuai tebakan kalian, Cinder merupakan retelling dari kisah Cinderella. Dia punya Ibu tiri, atau dalam kasus kali ini ibu angkat, yang selalu menyuruhnya berkerja, cek. Dua saudari angkat, cek. Seorang pangeran yang jatuh hati padanya, cek. Pesta dansa, dan sepatu yang tertinggal setelah pesta dansa juga cek. Trus apa yang membedakan antara Cinderella yang original dengan si Cinder ini? Banyaak...

Kalau biasanya Cinderella hanya lah seorang gadis rumahan yang kerjaannya pegang sapu ama kain pel mulu. Sedangkan Cinder yang merupakan seorang Cyborg, bekerja sebagai mekanik, dia terkenal akan keahliannya dalam urusan memperbaiki mesin dan Cinder mempunyai sebuah toko di pasar New Beijing. Kalau aku teruskan menjelaskan perbedaan antara Cinderella yang klasik dan Cinder ini. Takutnya aku bakal nyerocos terus tanpa memedulikan Spoiler yang tumpah ruah sana-sini. Huahahaha...

Sejarah diantara para tokoh-tokohnya diatur dengan rapi. Si ini dengan si itu, si itu dan yang lainnya. Semakin bertambah lembaran yang aku baca, semakin banyak petunjuk tentang sejarah mereka yang terungkap. Dan pengungkapannya itu memang sering tertebak. Tapi itu tidak mengurangi keseruan membaca cerita ini.

Pokoknya, buat kalian yang berencana ingin menyicipi seri Lunar Chronicles ini, aku tanya pada kalian dulu. Kalian suka baca manga? Kalian suka baca atau menonton cerita fairytale? Kalian suka novel bergenre dystopia? Maka kalian akan cocok dengan novel ini. Jangan ragu, jangan bimbang. Baca aja, nikmati... begitu kalian sudah menemukan sesuatu yang klik dengan seri ini, kalian sudah pasti akan jatuh hati dengan mereka semua.

Ketika aku menulis review ini, aku sedang membaca Winter. Buku ke empat dari Lunar Chronicles. Jadi udah tertebak kan bahwa aku ngebut banget baca seri ini. Udah dulu ah kicauanku. Sampai jumpa di review berikutnya. Kemungkinan besar sih review Scarlet, Cress dan Winter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar