Kamis, 12 Januari 2017

(Review) Magnus Chase #2 - Hammer of Thor by Rick Riordan.






- Judul: Hammer of Thor.  
- Seri: Magnus Chase and the Gods of Asgard.
- Seri ke: 2 (Dua).  
- Penulis: Rick Riordan.
- Bahasa: Indonesia (Terjemahan).
- Penerjemah: Reni Indardini.  
- Penyunting: Yuke Ratna P.  
- Penerbit: Noura Books (Mizan Fantasi).  
- Tebal: 590 Halaman.  
- ISBN: 978-602-385-183-6.






- REVIEW:



~~~~~~Spoiler untuk yang belum membaca buku sebelumnya~~~~~~








Masalah nampaknya adalah sahabat sejati bagi Demigod mana pun. Gak peduli mereka Demigod Yunani kek, Romawi, bahkan Nordik.  Semuanya sama. Semuanya sama-sama bernasib sial. Magnus Chase adalah seorang Einherji, alias Roh pendekar pasukan abadi Dewa Odin. Eh! Roh? Iya... kalian gak salah liat. Magnus memang sudah mati. Setelah kematiannya yang heroik di buku pertamanya. Magnus diangkat menjadi seorang Einherji dan di bawa ke sebuah Hotel bernama Valhalla. Hotel di mana para pendekar Odin berkumpul sebelum terjadinya Ragnarok, sebutan untuk Kiamat versi bangsa Nordik.


Ngapain aja mereka di sana? Apakah kerjaan mereka cuma bersantai sambil ongkang-ongkang kapak? Tidak... para Einherjar tidak bisa hanya berdiam diri saja. Di hotel, setiap hari adalah latihan perang. Bahkan pelukan saja bisa mematikan. Saling membunuh adalah kegiatan rutin di hotel setiap harinya. Dan berapa kalipun mereka mati di hotel, mereka tetap akan kembali hidup beberapa jam kemudian. Lantas apa yang perlu ditakutkan oleh seorang Einherjar seperti Magnus. Banyak...


Mari kita usut, semuanya bermula karena sebuah undangan pernikahan yg disebar oleh Loki. Bagaimana bisa sebuah undangan mengacaukan hari-hari indah seorang Einherji macam Magnus? Dan apa pula hubungan antara undangan itu dan palu Thor yg hilang. Semua masalah ini diramu oleh Rick Riordan dengan lumayan Epik di buku Hammer of Thor ini. 


Menurutku buku kedua ini lebih bagus ketimbang buku pertamanya. Kenapa? Karena aku sudah mengenal Magnus, Sam, Blitz dan Hearth. Tapi ini juga karna si karakter barunya yang eksentrik. Oh iya... jangan lupa dengan Jack, si pedang ajaib yang doyan nyanyi itu. Perpaduan antara aksi dan humor memang selalu menjadi ramuan utama dari buku-buku Rick Riordan. Dia selalu berhasil membuat para Dewa-Dewi ini menunjukkan ketidak sempurnaannya. Sungguh... para dewa-dewa Nordik ini... gak ada bagus-bagusnya. Masih mending Dewa-Dewi Yunani deh. Mereka masih bisa dicintai. Sedangkan bangsa Asgard? Meh...


Ending dari buku ini seperti biasa... menampakkan cliffhanger. Khas Om Rick sekali pokoknya. Apalah buku-buku ini tanpa cliffhanger. Seolah-olah sayur tanpa garam, lah. Wkwkwkwk... sampai berjumpa di buku selanjutnya Magnus. Dan selamat bergabung di team. Wahai karakter baru. Aku gak sabar buat ketemu kalian lagi.

2 komentar:

  1. Excellent and very cool idea and the subject at the top of magnificence and I am happy to this post..Interesting post! Thanks for writing it.

    hammer of thor asli

    BalasHapus