- Judul: The Amulet of Samarkand.
- Seri: Bartimaeus Trilogy.
- Seri ke: 1 (Satu).
- Pengarang: Jonathan Stroud.
- Bahasa: Indonesia.
- Penerjemah: Poppy Damayanti Chusfani.
- Penerbit: Gramedia Pustaka Utama.
- Tebal: 512 Halaman.
- ISBN: 979-222-641-9.
- Sinopsis:
Nathaniel, si penyihir muda, diam-diam memanggil jin berusia 5000 tahun bernama Bartimaeus. Tugas untuk Bartimaeus tidak gampang ~~ ia harus mencuri Amulet Samarkand yang berkekuatan dahsyat dari Simon Lovelace, master penyihir yang kejam dan ambisius.
Bartimaeus dan Nathaniel pun terlibat dalam intrik sihir yang penuh darah, pemberontakan, dan pembunuhan.
- Review:
Nathaniel adalah seorang penyihir, ketika berusia 5 tahun, dia di
pada dasarnya Nathaniel memang anak yang pintar, dan dia tipe yang cepat belajar. tapi berkat sebuah insiden yang cukup memalukan buat Nathaniel. Nathaniel menjadi berubah drastis, dia tidak lagi menghormati Mr. Underwood. dan Nathaniel menjadi sangat terobsesi dengan belajar dan terus belajar, agar suatu hari dia bisa membalaskan dendam nya kepada orang itu.
Nathaniel nekat memanggil Demon yang seharusnya belum pantas dia panggil, karna dia belum cukup umur waktu itu. tapi meski belum cukup umur, Nathaniel berhasil memanggil jin berusia 5000 tahun, bernama Bartimaeus. ketika berhasil memanggil jin yang dia inginkan, Nathaniel langsung menyuruh sang jin untuk mencuri sebuah benda yang amat kuat. Bartimaeus pun sempat kewalahan, walaupun dia adalah jin yang paling pandai dalam masalah kabur dari musuh. setelah berhasil mencuri benda itu, bukannya memakainya, Nathaniel malah menyuruh Barti untuk menyembunyikannya. Nathaniel saat itu mungkin tidak mengira bahwa balas dendam nya ini akan berubah menjadi petaka di kemudian hari. dan membuatnya berada dalam bahaya besar. dan selain berurusan dengan musuh bebuyutannya, Nathaniel juga mengalami masalah dengan para Resistance yang tujuannya belum begitu terungkap di buku satu ini.
setelah berturut-turut baca Dystopia, akhirnya aku baca genre yang lain juga ya :D. kali ini buku tentang sihir-sihiran, tapi bukan sihir pake tongkat, tapi sihir pake jin. dan jin nya yang suka nyombongin dirinya sendiri *dan hobi bikin joke di footnote XD.*. menurutku Nathaniel ini adalah anak yang terlalu terobsesi buat balas dendam, padahal dia baru ber-usia 12 tahun lho! *hadeh... ntar cepet tua lho Niel. *sok akrab Mode On*. dia itu terlalu tergesa-gesa, gak sabaran dan gegabah. susah banget buat aku, untuk simpati sama anak ini. aku malah lebih kasian sama Barti ketimbang sama Nathaniel. tapi kalo Nathaniel gak gini sifatnya, cerita nya gak bakalan ada dong. jadi yah... ku maklumi sajalah, tapi emang sih, kalo anak kecil udah dendam itu, susah banget ngilanginnya.
sebenarnya udah dari bulan kemaren aku nyelesein baca buku ini, tapi baru sekarang review nya kebikin, hehe :p *ketahuan malesnya. buku ini kubaca waktu mood baca ku gak begitu baik, jadi aku gak begitu menganggap buku ini keren banget *di timpukin sama penggemarnya Barti. tapi udah ada rencana sih buat baca ulang lagi nanti, begitu mood baca ku membaik. semoga aja aku lebih paham sama ceritanya, dan mungkin aja seri ini bakalan jadi favoritku setelah aku baca ulang lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar